Keluar Masuk Kerja
TURNOVER (KELUAR MASUK
KERJA)
Sepuluh tahun terakhir, studi absen dan pindah kerja dikaitkan cukup kuat. Secara tradisional absen telah dilihat sebagai katup pengaman untuk orang yang tidak puas dengan pekerjaannya. Pindah kerja adalah makna terakhir bila tekanan menjadi terlalu besar. Dan didukung oleh jumlah studi korelasi positif antara absen dan pindah kerja. Secara umum absen dan pindah kerja perilaku terpisah. Para peneliti mendapatkan koefisien korelasi negatif yang kecil antara absen dan pindah kerja. Dan ada peneliti yang mengatakan tidak menemukan adanya hubungan. Absen dan pindah kerja seringkali diselidiki pada penelitian yang sama. Tetapi dipisahkan konsep yang berbeda jauh. Dan penelitian pindah kerja telah jauh lebih ditingkatkan daripada penelitian absen.
Sepuluh tahun terakhir, studi absen dan pindah kerja dikaitkan cukup kuat. Secara tradisional absen telah dilihat sebagai katup pengaman untuk orang yang tidak puas dengan pekerjaannya. Pindah kerja adalah makna terakhir bila tekanan menjadi terlalu besar. Dan didukung oleh jumlah studi korelasi positif antara absen dan pindah kerja. Secara umum absen dan pindah kerja perilaku terpisah. Para peneliti mendapatkan koefisien korelasi negatif yang kecil antara absen dan pindah kerja. Dan ada peneliti yang mengatakan tidak menemukan adanya hubungan. Absen dan pindah kerja seringkali diselidiki pada penelitian yang sama. Tetapi dipisahkan konsep yang berbeda jauh. Dan penelitian pindah kerja telah jauh lebih ditingkatkan daripada penelitian absen.
Menurut
beberapa tokoh turnover adalah:
- Mobley (1986):
Turnover adalah penghentian
keanggotaan dalam organisasi oleh individu yang menerima upah dari organisasi.
- Mathis dan Jackson (2003):
Mengemukakan definisi turnover
sebagai suatu proses dimana karyawan meninggalkan organisasi dan posisi pekerjaan
tersebut harus digantikan oleh orang lain.
- Jewell dan Siegall (1998):
Menyatakan turnover sebagai
fungsi dari ketertarikan individu yang kuat terhadap berbagai alternative
pekerjaan lain di luar organisasi atau sebagai “penarikan diri” dari pekerjaan
yang sekarang yang tidak memuaskan dan penuh stress.
- Bluedorn (dalam Jewell & Siegall, 1998):
Turnover dalam kepustakaan
industri dan organisasi dibedakan secara umum dan khusus.
Dalam pengertian umum turnover mengacu
pada perubahan dalam keanggotaan dari organisasi dimana posisiyang ditinggalkan
oleh pemegang jabatan yang keluar dari organisasidigantikan oleh pendatang
baru. Sedangkan dalam pengertian khusus,turnover mengacu
pada anggota organisasi yang keluar.
Mobley (1986)
mengemukakan beberapa hal yang perlu dipahami untukmenemukan definisi umum turnover,
anatara lain:
a.
Turnover berfokus pada
penghentian atau pemisahan diri karyawan dari organisasi.
b.
Turnover berfokus pada
karyawan, dalam arti mereka yang menerima upah dari organisasi suatu kondisi
yang menunjukkan keanggotaan dari organisasi.
c.
Definisi umum turnover dapat
dipakai untuk berbagai tipe organisasi dan pada berbagi macam tipe hubungan
karyawan-organisasi.
Jadi dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa turnover
sebagai
berhentinya karyawan sebagai anggota dari suatu organisasi baik itu oleh
karyawan itu sendiri maupun dari organisasi.
KLARIFIKASI PINDAH
KERJA
Dalam pengertian secara umum, pindah kerja mengacu pada perubahan dalam keanggotaan dari organisasi, posisi yang ditinggalkan oleh pemegang jabatan yang keluar untuk digantikan pendatang baru. Dalam pengertian yang khusus, pindah kerja mengacu pada anggota organisasi yang keluar. Dan dibagi menjadi lebih lanjut yaitu keluar secara sukarela dan tidak sukarela.
Price (1986) menyatakan bahwa turnover karyawan dapat dibagi kedalam
dua jenis,
yaitu:
1. Voluntary Turnover
Voluntary turnover merupakan
turnover
yang diajukan oleh perorangan
adalah turnover sukarela.
Mobley (1986) menamakan tipe ini sebagai
voluntary separation yang
berarti berhentinya seseorang dari organisasi yang
diajukan oleh
individu karyawan itu sendiri.
2. Involuntary Turnover
Involuntary turnover merupakan
pergerakan keluar-masuknya seorang
individu dari
suatu organisasi, yang dilakukan bukan atas kehendak individu.
Nama lain tipe
ini adalah involuntary separation, yang berarti berhentinya
seseorang dari
organisasi atas keinginan organisasi, termasuk kematian, dan
diperintahkan
mengundurkan diri. Involuntary turnover diajukan oleh
pihak
organisasi
dimana karyawan bekerja. Salah satu contoh situasi dimana
seseorang
diperintahkan untuk mengundurkan diri atau bukan atas keinginan
antara lain PHK
(pemutusan hubungan kerja) karena perusahaan tempat
bekerja
bangkrut, atau karena kinerja karyawan rendah.
FAKTOR PENENTU PINDAH KERJA
Penelitian masalah absen, terdapat penekanan yang cukup besar tentang pindah kerja pada variabel organisasi dan pribadi yang berkaitan dengan pengunduran diri sukarela.
1. VARIABEL PRIBADI DAN PINDAH KERJA
Penelitian variabel pribadi yang berkaitan dengan pindah kerja didominasi oleh penyelidikan kepuasan kerja karyawan, tetapi karakteristik individual lain yang mungkin relevan telah diselidiki seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan sebagainya. Dari semua variabel yang terdaftar, lamanya kerja dan keinginan yang dinyatakan untuk tinggal dengan organisasi telah ditemukan paling konsisten berkaitan dengan pindah kerja dan hubungannya adalah negatif. Keluar masuk kerja yang lebih sedikit berkaitan dengan lama kerja yang lebih lama dan keinginan lebih besar yang diungkapkan untuk tinggal.
Orang yang tinggal dan orang yang meninggalkan dalam studi Dreher semuanya memasuki perusahaan pada saat yang kira-kira sama, tetapi orang yang tinggal menerima lebih banyak promosi setiap tahun dan evaluasi unjuk kerja yang cukup lebih tinggi daripada orang yang meninggalkan. Kesimpulan dari Dreher, Keller, McEvoy dan Cascio, dan lainnya adalah jelas sekali pindah kerja memberikan manfaat pada organisasi dalam hal, bahwa orang yang memiliki unjuk kerja buruk meninggalkannya. Unjuk kerja tinggi dan rendah lebih mungkin meninggalkan organisasi daripada orang yang memiliki unjuk kerja rata-rata. Kesimpulannya adalah terdapat semacam hubungan antara unjuk kerja dan lamanya kerja kelihatannya tidak dapat dielakkan.
2. VARIABEL ORGANISASI DAN PINDAH KERJA
Sistem penghargaan dari suatu organisasi adalah pengaruh secara organisasional atau situasional terhadap pindah kerja. Variabel situasional lain yang telah diteliti dalam konteks ini termasuk gaji, kesempatan promosi, dan sejauh mana kerja dalam suatu jabatan adalah rutin. Baik gaji maupun kesempatan promosi telah ditemukan mempunyai korelasi negatif dengan pindah kerja, sedang rutinitas biasanya mempunyai korelasi positif dengan pindah kerja. Semakin rutin suatu pekerjaan, semakin besar pula pindah kerja.
Sistem penghargaan dari suatu organisasi adalah pengaruh secara organisasional atau situasional terhadap pindah kerja. Variabel situasional lain yang telah diteliti dalam konteks ini termasuk gaji, kesempatan promosi, dan sejauh mana kerja dalam suatu jabatan adalah rutin. Baik gaji maupun kesempatan promosi telah ditemukan mempunyai korelasi negatif dengan pindah kerja, sedang rutinitas biasanya mempunyai korelasi positif dengan pindah kerja. Semakin rutin suatu pekerjaan, semakin besar pula pindah kerja.
RINGKASAN PINDAH KERJA
YANG DIKORELASIKAN OLEH DERAJAT KEPERCAYAAN
Kepercayaan Kuat
(p<.0005)
|
Kepercayaan Sedang
(.0005<p<.005)
|
Kepercayaan Lemah
sampai Sedang (.005<p<.01)
|
Kepercayaan Lemah
(.01<p<.05)
|
Tidak Ada Kepercayaan
(p>.05)
|
-Persepsi penerimaan kerja.
-Kehadiran serikat pekerja. -Gaji. -Kepuasan kerja secara keseluruhan. -Kepuasan dengan kerja itu sendiri. -Kepuasan gaji. -Kepuasan dengan supervisi. -Usia. -Lama kerja. -Jenis kelamin. -Pendidikan. -Jumlah tanggungan. -Informasi biografi. -Komitmen organisasi. -Memenuhi pengharapan. -Keinginan perilaku. |
-Kadar orang yang tidak mempunyai pekerjaan.
-Prestasi kerja. -Kepuasan dengan rekan sekerja. -Kepuasan dengan kesempatan promosi. |
-Status perkawinan.
-Kecakapan dan kemampuan. |
-Kadar akses.
-Pengulangan tugas. |
Kecerdasan.
|
PINDAH KERJA SEBAGAI PROSES
Pindah kerja bukanlah kejadian yang terjadi pada satu titik waktu tetapi merupakan proses yang melibatkan waktu, perubahan, dan interaksi organisasi/individu. Farrell dan Rusbult (1981) memandang pindah kerja berasal dari komitmen kerja yang rendah.Komitmen kerja diyakini adalah fungsi dari persepsi individu mengenai investasi relative dalam pekerjaannya, penghargaan dan biaya atau pengorbanan untuk tetap tinggal di perusahaan itu, dan harapan adanya pekerjaan alternatif.
Pindah kerja bukanlah kejadian yang terjadi pada satu titik waktu tetapi merupakan proses yang melibatkan waktu, perubahan, dan interaksi organisasi/individu. Farrell dan Rusbult (1981) memandang pindah kerja berasal dari komitmen kerja yang rendah.Komitmen kerja diyakini adalah fungsi dari persepsi individu mengenai investasi relative dalam pekerjaannya, penghargaan dan biaya atau pengorbanan untuk tetap tinggal di perusahaan itu, dan harapan adanya pekerjaan alternatif.
Keluar masuk kerja sukarela mungkin
terjadi dalam kombinasi keadaan tertentu bila :
·
Investasi
dalam pekerjaan yang dianggap rendah.
·
Biaya bekerja
di perusahaan yang dianggap tinggi.
·
Imbalan
bekerja di perusahaan yang dianggap rendah.
·
Adanya alternatif kesempatan kerja yang menarik.
Model investasi menyatakan bahwa
keinginan orang untuk keluar dari pekerjaan berkembang seiring waktu dan
sejumlah faktor dapat mempengaruhi meningkatnya komitmen kerja sebelum
keputusan keluar dilaksanakan.
PINDAH KERJA DALAM PERSPEKTIF
Anggapan bahwa pindah kerja itu merugikan tidak selalu benar sebab pindah kerja juga memungkinkan adanya manfaat dalam organisasi.Walau sulit untuk ditunjukkan tetapi Dalton dan Tudor (1982) telah meyakinkan bukti-bukti manfaat ekonomi pada kondisi tertentu. Contoh, dalam satu organisasi, karyawan yang pindah kerja akan lebih menghemat biaya karena karyawan pengganti akan dibayar dengan gaji yang lebih rendah. Hal ini merusak anggapan bahwa pindah kerja selalu berarti dalam bentuk uang.Perpindahan kerja dapat memiliki manfaat ekonomi, sosiologis, dan psikologis untuk organisasi.Dua manfaat terakhir sulit untuk dijelaskan secara abstrak, tetapi berikut ini beberapa contoh yang mungkin dapat dijelaskan;
·
Kepergian seorang karyawan pengganggu yang suka"mengacau" mungkin dapat membuat kelompok kerja yang lebih
produktif walau karyawan yang pergi tersebut adalah seorang pekerja yang baik.
·
Kepergian seorang supervisor sombong yang
mengambil kesempatan kerja yang lebih baik dapat
mengurangi perasaan stres pada mantan bawahannya.
·
Seorang karyawan senior yang performa
kerjanya standar dapat menyebabkan sakit hati di antara mereka yang harus
bekerja lebih keras , sehingga kepergiannya dapat meningkatkan kepuasan kerja
bagi rekan kerjanya.
Sebagian besar organisasi dari
berbagai ukuran memiliki beberapa karyawan seperti yang ada di contoh. Perilaku
mereka memang bukan alasan yang sah untuk memberhentikan mereka, tetapi hal itu
mempengaruhi kekompakan kerja kelompok. Semangat kerja karyawan, dan efisiensi
kerja dengan cara yang negatif. Apapun kekuatan mereka sebagai individu, mereka
adalah anggota disfungsional sistem sosial yang menimbulkan reaksi psikologis
negatif dalam beberapa rekan kerja. Ketika orang seperti itu pergi dengan
sukarela, organisasi dan orang-orang di dalamnya diuntungkan.
Pengendalian
turnover yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi adalah dengan:
·
Peningkatan financial maupun
non financial yang bersaing, peningkatan pendapatan dapat menurunkan dan
mengendalikan turn over. Secara non financial dapat berupa penghargaan atas
hasil kinerja karyawan berupa reward dan pengakuan kinerja.
·
Kesempatan pengembangan karir
yang jelas, kejelasan pengembangan karyawan akan
karir membuat karyawan
merasa diperhatikan oleh organisasi tempat dia bekerja hingga membuat rasa
nyaman.
·
Peluang peningkatan
pengetahuan, peningkatan pengetahuan mempunyai dua keuntungan yaitu untuk
internal organisasi dan untuk karyawan sendiri, karyawan akan merasa memperoleh
manfaat yang berlimpah dari organisasi.
·
Intensifkan komunikasi,
komunikasi antara atasan dan bawahan maupun sesama sangat penting terutama bila
ada permasalahan. Dengan berpendapat, karyawan merasa haknya dilindungi oleh
organisasi sehingga karyawan tidak cenderung ingin keluar.
Komitmen Kerja
Perilaku
yang berlawanan dengan pindah kerja adalah tetap tinggal. Keadaan psikologis
yang diyakini berkaitan dengan tinggal di pekerjaan adalah komitmen kerja. Mudahnya,
komitmen kerja adalah kecenderungan tinggal di pekerjaannya atau terlibat lebih
dalam dengan pekerjaannya.Komitmen kerja adalah suatu variable yang
mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu dengan
pekerjaan dan dalam organisasi tertentu.
Komitmen
kerja dibedakan dalam derajat yang berbeda. Pada satu sisi ekstrim ia merasa
asing (Alination) yaitu perasaan yang menunjukkan tidak adanya hubungan dengan
pekerjaan dan organisasidan sisi ekstrim lainnya adalah identifikasi dimana
individu merasa malah berhubungan kuat hingga jati dirinya cenderung berkaitan
dengan peran kerja dalam organisasi.
PENETU KOMITMEN KERJA
Komitmen
kerja yang kuat berasal dari interaksi variable demografi individual (misalnya
usia dan jenis kelamin), variable psikologi pribadi(kebutuhan dan nilai), dan
karakteristik keadaan kerja misalnya sifat kerja. Salah satu dari variable yang
diduga jadi penentu komitmen kerja adalah system nilai pribadi yang dimiliki
seseorang. Orang dengan derajat komitmen yang tinggi akan memandang kerja
mempunyai nilai yangtinggi(Chusmir,1982). Factor penentu yang lain yaitu bahwa
sebagian besar orang memusatkan minat hidup dalam kerja.
ORGANISASI KOMITMEN
DAN PERILAKU KERJA
Minat komitmen organisasi telah dipengaruhi oleh laporan dari beberapa korelasional negatif yang relatif kuat antara variabel dan ketidakhadiran , keterlambatan dan keinginan berpindah atau omset. Literatur yang relevan juga menawarkan petunjuk dari hubungan dengan prestasi kerja. Akhirnya, ada beberapa bukti bahwa komitmen organisasi yang lebih besar membantu melindungi orang dari efek negatif dari stres, mungkin karena memberikan pekerjaan mereka lebih banyak makna
Minat komitmen organisasi telah dipengaruhi oleh laporan dari beberapa korelasional negatif yang relatif kuat antara variabel dan ketidakhadiran , keterlambatan dan keinginan berpindah atau omset. Literatur yang relevan juga menawarkan petunjuk dari hubungan dengan prestasi kerja. Akhirnya, ada beberapa bukti bahwa komitmen organisasi yang lebih besar membantu melindungi orang dari efek negatif dari stres, mungkin karena memberikan pekerjaan mereka lebih banyak makna
Ada beberapa temuan berpendapat:
• Gaertner dan nollen 1989 melaporkan bahwa prediktor terkuat dari komitmen antara karyawan dari sebuah perusahaan manufaktur adalah persepsi dari praktek orientasi perusahaan kerja (seperti merekrut dan pelatihan internal dan peluang pengembangan)
• Glisson dan durick 1988 ditemukan korelasi positif antara perilaku kepemimpinan dan komitmen,
• Mottaz 1988 laporan dan relantionship antara dan komitmen organisasi dan sifat pekerjaan yang dilakukan, dengan komitmen yang lebih besar untuk pekerjaan dan tugas yang dianggap lebih otonom dan lebih signifikan.
Lebih dari penelitian terbaru ke dalam faktor-faktor penentu
komitmen organisasi berfokus pada variabel pribadi. Usia terus muncul sebagai
faktor penting, meskipun sifat hubungan memerlukan klarifikasi. Morris dan
sheman 1981 melaporkan karyawan yang lebih tua punya komitmen lebih, misalnya,
sedangkan meta-analisis oleh cohen 1993
menunjukkan bahwa hubungan usia komitmen adalah untuk karyawan mudadan
kuat.
Tingkat pendidikan merupakan variabel pribadi yang muncul berkaitan dengan komitmen organisasi (Glisson dan durick, 1988), tetapi hubungan itu mungkin tidak langsung. Secara umum, orang dengan pendidikan yang lebih besar lebih mungkin untuk mengidentifikasi dengan suatu profesi tertentu dari pada orang-orang dengan pendidikan kurang, dan komitmen profesional telah ditemukan memiliki korelasi positif yang cukup erat dengan komitmen organisasi ( Wallace, 1993). Karyawan dengan asuhan lebih cenderung memiliki pekerjaan, variabel lain yang tampaknya terkait dengan komitmen organisasi kuat (lihat meta-analisis oleh cohen dan hudecek, 1993).
Sebuah tinjauan penelitian komitmen organisasi ditawarkan oleh Mathieu dan jazac (1990). Penelitian ini menawarkan petunjuk tetapi strategi praktis untuk peningkatan beberapa komitmen. Banyak variabel yang relevan yang telah di identifikasi hanya di luar kendali organisasi. Lain tampaknya sangat bervariasi dari satu orang ke yang berikutnya. Satu pengecualian yang sangat penting adalah tingkat komitmen organisasi memiliki kepada karyawan (Eisenberger, Huntington, Hutchinson, & sowa, 1986).
Tingkat pendidikan merupakan variabel pribadi yang muncul berkaitan dengan komitmen organisasi (Glisson dan durick, 1988), tetapi hubungan itu mungkin tidak langsung. Secara umum, orang dengan pendidikan yang lebih besar lebih mungkin untuk mengidentifikasi dengan suatu profesi tertentu dari pada orang-orang dengan pendidikan kurang, dan komitmen profesional telah ditemukan memiliki korelasi positif yang cukup erat dengan komitmen organisasi ( Wallace, 1993). Karyawan dengan asuhan lebih cenderung memiliki pekerjaan, variabel lain yang tampaknya terkait dengan komitmen organisasi kuat (lihat meta-analisis oleh cohen dan hudecek, 1993).
Sebuah tinjauan penelitian komitmen organisasi ditawarkan oleh Mathieu dan jazac (1990). Penelitian ini menawarkan petunjuk tetapi strategi praktis untuk peningkatan beberapa komitmen. Banyak variabel yang relevan yang telah di identifikasi hanya di luar kendali organisasi. Lain tampaknya sangat bervariasi dari satu orang ke yang berikutnya. Satu pengecualian yang sangat penting adalah tingkat komitmen organisasi memiliki kepada karyawan (Eisenberger, Huntington, Hutchinson, & sowa, 1986).
Home; 1XBET; 1XBET - 100% Deposit Bonus and
BalasHapusHome; 1XBET; 1XBET. sbobet ทางเข้า Online; 1XBET; 1XBET 1XBET; 1XBET; 1XBET; 1XBET; 1XBET; 1XBET; 1XBET; 1XBET. 카지노 가입 쿠폰 Deposit Bonus; 1XBET.