Kelompok !3:
- Akhlak Kazhimi http://12103akh.blogspot.com/
- Nova Hardiyanti Pane http://13009nhp.blogspot.com/
- Syafira Hairy Sani http://13107shs.blogspot.com/
- Salshabilla Utari http://13129su.blogspot.com/
- Grace Irna Natalia Kemit http://graceirnataliaa.blogspot.com/
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Sekolah
1.
Identitas Sekolah
Nama
Sekolah :
SD NEGERI 060808 MEDAN
Alamat
: Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area kota
Medan
Status Sekolah / Akreditasi : Negeri/-
Kepala
Sekolah :
Dra. Efrida
2. Visi
dan Misi Sekolah
VISI
·
Menjadikan sekolah terpercaya di masyarakat dan diminati
masyarakat.
·
Membentuk siswa berakhlak mulia, berprestasi yang dilandasi
nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran Islam
MISI
·
Menanamkan keyakinan/akidah melalui pembelajaran
Islam.
·
Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi
bidang IMTAQ dan IPTEK.
·
Membentuk sumber daya manusia yang aktif,
kreatiif, inovatif, sesuai dengan perkembangan zaman.
TUJUAN
SEKOLAH
·
Siswa beriman dan bertaqwakepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia.
·
Siswa sehat jasmani dan rohani.
·
Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan,dan
keterampilan, anak dapat melanjutkan pada jrnjang yang lebih tinggi.
·
Meningkatkankualitas pembelajaran sesuai sumber
daya manusia.
B.
Data
Observer
Observer
merupakan kelompok 13 pada mata kuliah Psikologi Pendidikan Tahun Ajaran 2014 yang terdiri dari lima
orang yaitu:
Observer I
Nama :Akhlak kazhimi (Ketua Kelompok)
NIM : 121301103
Observer II
Nama : Nova Hardiyanti Pane
NIM : 131301009
Observer III
Nama : Syafira Hairy Sani
NIM : 131301107
Observer IV
Nama : Salshabilla Utari
NIM : 1313100129
Observer V
Nama : Grace Irna Natalia K
NIM : 131301133
C. Kondisi Fisik Kelas
Hari & Tanggal Observasi :
Sabtu, 5 April 2014
Kelas yang di Observasi :
V (Lima) SD
Mata Pelajaran :
Matematika
Nama Guru yang Mengajar :
Novi, S.Pd.
Waktu Observasi :
13.45 – 14.30 WIB
Jumlah Siswa : 32 Orang
Jumlah Siswa yang Hadir :
21 Orang
Alat Observasi : Pena, Buku Catatan, Jam
Media Pembelajaran :
Guru :
·
Spidol
·
Kapur tulis
·
Whiteboard
·
Blackboard
Siswa :
·
Buku Pegangan
·
Buku tulis
·
Pulpen/pinsil
Situasi Fisik Kelas
1.
Kursi chitos :
27 buah
2.
Kursi guru :
2 buah
3.
Meja guru :
2 buah
4.
Kipas :
1 buah
5.
Whiteboard : 1 buah
6.
Blackboard : 1 buah
7.
Jam dinding :
1 buah
8.
Lemari :
3 buah
9.
Meja pingpong :
1 buah
10. Rumus
dinding : 2 buah
11. Absensi
dinding : 2 buah
D. Hasil Observasi
Kelompok 13 melakukan tugas
observasi proses belajar yang terjadi di SD Negeri 060808 Medan yang beralamat
di jalan Jln. Rahmadsyah Kec. Medan Area Kota Medan
pada tanggal 05 April 2014. Kelompok mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk
melakukan observasi di kelas 5 SD. Kami mulai melakukan observasi di dalam
kelas pukul 13.45 WIB. Pada saat pertama kali kami masuk ke kelas, proses
belajar mengajar belum dilakukan hingga akhirnya kami memulai dengan perkenalan
diri kepada adik-adik yang ada dikelas itu. Saat kami memperkenalkan diri, ada
seorang bapak yang membantu untuk menertibkan kelas. Dan kami mendapatkan
informasi bahwasannya bapak itu adalah guru olahraga di sekolah itu. Kelas
tersebut memiliki empat buah lampu yang menyala. Sebuah kipas angin yang
menyala berada di sisi dinding sebelah kanan kelas. Terdapat sebuah whiteboard
dan sebuah blackboard yang berada didepan kelas sebagai alat berlangsungnya
proses belajar mengajar.
Setting tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas yang
tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada di
depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang diletak di depan, samping, dan belakang
kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan berderetan
sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai yang dapat
merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong yang diletakkan
dibelakang kelas karna tidak ada lokal lagi untuk menyimpan meja pingpong
tersebut.di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan jendela yang
membuat siswa bisa melihat keluar. Tapi sayangnya jendela pada sisi kiri kelas langsung
berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah tersebut sehingga udara
tidak leluasa untuk keluar masuk kelas. Suasana kelas yang bisa dikatakan
sedikit panas, sedikit dibantu oleh sebuah kipas angin yang memberikan angin
segar untuk kelas tersebut. Keadaan kelas sudah cukup nyaman. Tapi kelas kurang
bersih karena ada banyak sampah yang berserakan di lantai kelas.
Saat memulai pelajaran,
ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya untuk mengeluarkan buku matematika
yang akan dipelajari. Para siswa terlihat begitu bersemangat untuk memulai
pelajaran. Di tengah guru menjelaskan pelajaran, sang guru mengingatkan kepada
muridnya bahwasannya pelajaran ini telah sedikit dipelajari di kelas 4 sd, dan
ibu guru memberikan motivasi kepada
muridnya untuk terus rajin belajar karna mereka pasti akan melalui ujian
nasional di tehun depan.
Setelah itu, ibu guru
memberikan soal di papan tulis dan mengerjakan soal tersebut dengan muridnya.
Kemudianibu guru memberikan soal lagi. Tapi ssoal ini dikerjakan oleh murid
yang bersedia maju ke depan. Antusias pada murid sangat terasa, kemudia 2 murid
dipersilahkan oleh ibu guru untuk maju ke depan mengerjakan soal tersebut. Saat
selesai, ibu guru mrmuji pekerjaan anak murid tersebut.
Saat dirasa murid sudah
paham akan materi yang diberikan, ibu guru memberikan intruksi kepada muridnya
untuk mengerjakan soal yang ada dibuku pegangan para murid dan ibu guru
meninggalkan kelas. Saat ibu meninggalkan kelas, para murid mengerjakan tugas
yang diberikan. Namun saat sudah selesai, salah satu anak melihat ke jendela
yang berada di sebelah kanan kelas dan berbicara dengan temannya. Ternyata dua
orang teman wanita yang berbeda kelas sudah menunggunya di jendela. Anak
tersebut pun berbicara dengan santai sampai ibu guru kembali datang.
Saat ibu guru kembali ke
kelas, siswa yang telah selesai langsung kedepan dan memeriksa jawabannya
apakah sudah benar atau salah. Kemudian ibu guru mengumpulkan tugas yang telah
diberikan. Setelah selesaik, ibu guru memberikan mnotivasi lagi kepada muridnya
untuk rajin menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi ibu guru tidak memberikan
punishment kepada murid yang tidak mengerjakan tugas. Ibu guru hanya berkata
“bagi yang sudah mengerjakan tugas bagus, tapi bagi yang belum, yang belum
tolong kerjakan PR yang ibu kasih, itu supaya kalian belajar lagi dan lebih
ingat dengan pembelajaran kita.”
Setelah ibu guru selesai
memberikan motivasi, jam belajar pun selesai dan para murid membereskan alat
tulis serta buku mereka. Kemudian kami
memberikan reward kepada para murid karna telah membantu kami dan kami berfoto
sejenak, setelah itu kami berpamitan pulang.
BAB II
Landasan Teori dan Analisis Hasil
Observasi
A.
Pembahasan
Kondisi Kelas
Kelas pada SD Negeri 060808 sudah
dapat dikatakan baik, tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar. tempat duduk kelas tersebut dibuat sesuai keadaan kelas
yang tidak begitu luas. Meja guru berada di depan kelas dan meja murid berada
di depan meja guru. Terdapat 3 lemari yang diletak di depan, samping, dan
belakang kelas. Di belakang kelas juga terdapat 3 meja yang diletakkan
berderetan sebagai tempat meletakkan buku-buku lama yang sudah tidak terpakai
yang dapat merusak konsentrasi belajar. Ada sebuah meja pingpong yang
diletakkan dibelakang kelas karna tidak ada lokal lagi untuk menyimpan meja
pingpong tersebut.di sebelah kiri dan kanan sisi kelas terdapat runtutan
jendela yang membuat siswa bisa melihat keluar. Tapi sayangnya jendela pada
sisi kiri kelas langsung berhadapan dengan dinding bangunan sebelah sekolah
tersebut sehingga udara tidak leluasa untuk keluar masuk kelas. Suasana kelas
yang bisa dikatakan sedikit panas, sedikit dibantu oleh sebuah kipas angin yang
memberikan angin segar untuk kelas tersebut. Keadaan kelas sudah cukup nyaman.
Tapi kelas kurang bersih karena ada banyak sampah yang berserakan di lantai
kelas.
B.
Pembahasan
Sistem Pembelajaran dikaitkan dengan Teori
1. Operant Conditioning (B.F Skinner)
Perilaku yang dilakukan tidaklah
semua adalah perilaku yang diinginkan. Untuk menjadikan perilaku yang tidak
diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara
memberikan penguatan positive jika ada perilaku yang diinginkan. Dan untuk
mengurangi atau melenyapkan perilaku yang tidak diinginkan adalah dengan
memberikan penguatan negative dan memberikan hukuman.
Sama halnya dengan seorang anak yang
menganggap bahwa tampil dimuka umum adalah hal yang memalukan baginya karna
semua mata akan tertuju padanya dan itu akan mengganggu konsentrasinya. Namun
ketika ia tampil dimuka umum, orang disekelilingnya memberikan tepuk tangan.
Tepuk tangan tersebut merupakan reinforcement positif baginya yang membuat anak
tersebut ingin tampil didepan umum lagi untuk mendapatkan tepuk tangan
tersebut.
Pada kelas V guru memberikan
reinforcement kepada siswa dalam kelas. Pada saat seorang anak dapat
mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, dan seorang anak mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan, anak tersebut mendapatkan pujian dari ibu guru.
Dan kepada murid yang belum mengerjakan tugas, ibu guru meminta anak tersebut
untuk mengerjakan tugas di kemudian hari. Dari sini ibu guru memberikan
reinforcement positif kepada murid yang mengerjakan tugas dengan harapan
perilaku itu akan terus diulang dan frekuensi kejadiannya semakin bertambah.
Dan ibu guru memberikan reinforcement negative bagi murid yang tidak
mengerjakan tugas dengan harapan perilaku itu tidak diulang lagi.
Dalam teori Skinner, terdapat
prinsip utama penguatan. Dimana dinamika penguatan, agar efektif mengubah
perilaku, penguatan harus terjadi seketika bersamaan dengan kondisi penguatan
dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri.
2. Kondisi Belajar Robert Gagne
Robert Gagne berpendapat bahwa ada 3
tahapan umum dalam belajar. Yaitu persiapan belajar, akuisisi dan kinerja dan
transfer belajar. Dimana didalan 3 tahapan umum ini terdapat Sembilan tahapan
belajar. Dimana tahapan tersebut adalah konsep pemrosesan kognitif pada
analisis pembelajaran. Sembilan tahapan ini pada dasarnya harus diberlakukan
secara berurut karena merupakan aspek pemrosesan yang penting demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
1. Persiapan belajar
Tujuan dari tahapan ini adalah
mempersiapkan diri untuk belajar. Termasuk didalamnya adalah memperhatikan
stimuli pada proses pembelajaran yang dapat berupa objek bergerak maupun diam,
ucapan, tulisan maupun gambar. Pada
dasarnya stimulus-stimulus ini adalah pembangunan harapan pembelajaran demi
tercapainya tujuan belajar. Pada dasarnya persiapan belajar melibatkan proses
pengambilan informasi yang relevan kemudian dimasukkan ke dalam ingatan kerja.
2. Akuisisi dan kinerja
Merupakan fase inti dari
pembelajaran. Mengenali stimuli, memilih
stimuli yang relevan dari lingkungan, memberikan makna dan mentransfer
informasi ke ingatan jangka panjang, kemudian mengambil kembali informasi dan
merespon stimuli yang ada.
3. Transfer belajar
Tahapan terakhir dari belajar dimana
pembelajar diberi kesempatan untuk mengaplikasikan aktifitas belajar ke dalam situasi baru dan
membangun petunjuk tambahan (misalnya
pengalaman) untuk diingat kembali kelak.
Pada kelas yang kami observasi, kami
melihat adanya indikasi dari teori belajar Gagne yang dapat diaplikasikan pada
kondisi kelas pada saat observasi.
Tabel 1. Asumsi Dasar Kondisi
Belajar Gagne
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Aplikasi dalam observasi
|
1. Persiapan belajar
|
1. Memperhatikan
|
Memberikan peringatan bagi
pemelajar
Mengorientasikan
|
Murid
memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran
|
2. Harapan
|
Pemelajar pada tujuan belajar
|
Guru
berharap agar murid dapat mengerti pelajaran yang diberikan
|
|
3. Pengambilan kembali (informasi
yang relevan dan keterampilan) untuk dibawa ke ingatan kerja
|
Memberi ingatan tentang
kapabilitas yang diperlukan
|
Adanya
proses feedback dari guru
tantang ppelajaran di kelas sebelumnya
|
|
2. Akuisisi dan kinerja
|
4. Persepsi selektif
terhadap ciri stimulus
|
Membangkitkan penyimpanan pada
stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja
|
Murid
hanya memperhatikan instruksi guru
|
5. Pengkodean semantik
|
Transfer ciri stimulus dan informasi terkait ke
dalam ingatan jangka panjang
|
Murid
mengingat pelajaran yang diterangkan oleh guru pada kelas lalu
|
|
6. Pengambilan kembali dan respons
|
Mengembalikan informasi yang
tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan respons
|
Murid
merespon dengan memberikan tanggapan saat guru bertanya
|
|
7. Penguatan
|
Mengkonfirmasi harapan pemelajar
tentang tujuan belajar
|
Guru
memberikan reinforcement kepada murid
|
|
3. Transfer Belajar
|
8. Pengambilan petunjuk
|
Memberikan petunjuk tambahan untuk peringatan kapabilitas di
waktu mendatang
|
Guru
menjelaskan dan menunjukkan beberapa contoh soal
|
9. Kemampuan generalisasi
|
Memperkaya transfer belajar ke
situasi baru
|
Pengetahuan
mengenai pecahan dapat mereka gunkan dikehidupan sehari-hari
|
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
•
Proses
belajar mengajar di kelas 5 SDN 060808 adalah proses belajar secara operant conditioning
(teori belajar berpenguat) B.F Skinner yaitu tentang reinforcment positive dan
reinforcment negatif
•
Kondisi belajar yang sudah cukup baik dengan
pemberian reinforcment itu agar perilaku yang tidak diharapkan dapat mengecil
frekuensinya bahkan menghilang. Dan perilaku yang diharapkan dapan muncul
dengan frekuensi yang lebih banyak lagi.
B. Saran
Fasilitas
di SD N 060808 dikatakan sudah cukup untuk memenuhi, namun keadaan kela yang
kurang bersih dan kekurangan lokal untuk belajar menjadi salah satu kendala.
Dimana ada 3 lemari, 1 meja pingpong, dan tumpukan buku menjadi perusak
konsentrasi anak-anak yang sedang belajar. Sebaiknya ada tambahan ruangan untuk
meletakkan barang-barang itu agar tidak mengganggu konsentrasi siswa. Kemudian
agar kebersihan di sekolah ini dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka
•
Santtrock,
John W. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
•
http://en.wikipedia.org/wiki/Robert_M._Gagné