Kelompok 13 :
- Akhlak Kazimi (121301103) (ketua kelompok)
- Nova Hardiyanti Pane (131301009)
- Syafira Hairy Sani (131301107)
- Salshabillah Utary (131301129)
- Grace Irna (131301113)
Pengalaman berdasarkan
teori dari Bronfenbrenner
Cerita yang
akan saya sampaikan ini lebih pas jika dikatakan curhatan :D. karna bukan hanya
sekedar cerita yang saya sampaikan karna sudah terjadi, tapi karna setelah saya
masuk ke program studi psikologi dan mulai belajar psikologi pendidikan, saya
mengerti apa yang terjadi di diri saya maupun yang ada disekitar saya.
Dahulu saya
selalu berfikir bahwasannya semua yang terjadi disekitar saya hanyalah angin
lalu belaka sampai saya menyadari begitu banyak tipe individu, pemikiran, dan
juga perasaan seseorang. Dan sampai saya mengerti bahwasannya ada hubungan
diantara mereka semua sehingga terjadilah sesuatu yang kompleks yang ada di
dunia ini. Mengapa saya katakana begitu? Dahulu, segala sesuatu yang terjadi
selalu saya anggap tidak berarti apa apa, saya tidak menganggap ada hubungan
yang berarti yang terjadi antara keluarsa, sahabat, lingkungan, agama, dan
kebudayaan yang ada di kehidupan saya. Misalnya, dahulu saya tidak mengerti
mengapa saya menjadi pribadi yang seperti ini atau sifat saya yang seperti ini
dengan orang yang disekitar saya. Saya hanya berfikir bahwasannya saya seperti
ini karna gen yang ada di diri saya. Yaitu gen yang diwariskan oelh kedua orang tua saya. Tidak ada
faktor lain yang menyebabkan saya seperti ini atau seperti itu.
Tapi setelah
saya belajar teori ekologi yang dikenalkan oleh Bronfenbrenner, saya menjadi
lebih mengerti mengapa saya memiliki sifat seperti ini. Dan mengapa saya
bertingkah laku seperti ini dengan orang lain. Dan saya menganggap bahwasannya
apa yang terjadi di hidup saya dari saya lahir sampai saya sebesar ini tidak
terlepas dari teori yang dikenalkan oleh Bronfenbrenner. karna semua yang ada
disekitar saya dan hubungan hubungan yang terjadi diantara mereka semua adalah
contoh dari teori ekologi Bronfenbrenner.
Sebagai
contoh, saya dari kecil selalu dibiasakan dengan hidup keras. Keras bukan
berarti ada kekerasan yang terjadi, tetapi dibiasakan hidup disiplin oleh
didikan orang tua saya. Kemudian dalam hal berteman dan bermain dengan teman
sebaya saya. Saya tidak pernah dilarang untuk berteman dan bermain dengan
siapapun. Dan juga dengan sekolah saya, saya belajar, berinteraksi , dan
bergaul di sekolah saya tanpa ada paksaan dari orang lain, termasuk orang tua
saya. Namun, walaupun ketiga hal tersebut tidak bisa dijadikan satu, tapi
ketiga hal tersebut memiliki hubungan yang kompleks dan berarti.
misalnya orang
tua saya selalu mengechek dan memperhatikan teman-teman yang sebaya atau
sepermainan dengan saya, apakah mereka baik, buruk, atau perlu dijauhi. Jika iya,
maka orang tua saya tidak langsung menyuruh saya untuk menjauhinya,. Tapi biasanya
orang tua saya akan sedikit mengekang saya jika saya ingin bermain dengannya
dan kebiasaan disiplin saya yang diajarkan oelh orang tua saya akan saya
gunakan ketika saya bermain, misalnya asya bermain kelereng atau kuaci, ketika
saya kalahh maka saya harus membayar seduai kesepakatan. Dan jika saya menang
maka saya harus mendapatkan sesuai dengan kesepakatan saya. Kemudia dalam hal
bermain, saya selalu diberikan waktu untuk bermain, misalnya 3 jam, maka saya
harus menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya, karna ketika 3 jam yang
diberikan itu telah habis, maka saya akan pulang. Walaupun permainan belum
selesai maka saya akn meminta maaf dengan teman saya dan saya pulang.
Begitu juga dengan hal sekolah saya. Walaupun saya
sekolah dan orang tua saya bekerja, tapi orang tua saya selalu memperhatikan
saya dalam hal belajar saya. Orang tua saya selalu memiliki 1 nomor guru saya
dan menanyakan perkembangan saya disekolah. Karna disiplin yang diajarkan oleh
orang tua saya, maka disekolahpun saya akan selalu disiplin demi membuat orang
tua saya bahagia dan disiplin itu telah menjadi sesuatu yang biasa bagi saya
hingga sekarang.
Kemudian,
selain teman, sekolah, dan orang tua, saya juga selalu dibiasakan untuk selalu
mengetahui perkembangan yang terjadi dunia ini. Maka orang tua saya selalu
menonton televise supaya saya ikut menonton televise dan mengetahui
perkembangan yang terjadi. Tapi walaupun begitu, dalam menonton televise saya
juga mem0punyai waktu – waktu tertentu.
Semua yang
dilakukan oleh saya dan keluarga saya serta lingkungan saya bukan hanya saya
kami lakukan, melainkan ada unsur budaya dan kultur yang menyebabkannya. Yaitu kebiasaan
kebudayaan tepat waktu dan disiplin yang dilakukan oleh orang tua, nenek,
hingga orang orang sebelum saya dilahirkan mereka sudah ada. Hal tersebut telah
terjadi sejak lama dan dilakukan bertahun tahun. Jadi ketika saya dan
lingkungan saya melakukan ini. Karna inni merupakan dorongan yang haru s kami
lakkukan karna ada tuntutan kultur dan kebudayaan yang ada.
Dari pengalaman saya diatas, saya
mengambil kesimpulan bahwasannya yang saya alami dikehidupan saya dari dulu
hingga sekarang adalah contoh dari teori ekologi yang dikembangkan oleh Bronfenbrenner.
dimana mikrosistem adalah orang tua, teman sebaya, dan sekolah. Mesosistem
adalah hubungan antara saya, orang tua, teman sebaya, dan sekolah saya. Kemudian
ekosistem adalah televisi. Makrosistem adalah kultur yang melatar belakangi
sesuatu yang saya lakukan. Dan kronosistem adalah semua yang ada dihidup saya.