Selasa, 30 Desember 2014

Analisis Berdasarkan Teori Marvin Zuckerman

Inilah Selfie Terekstrim di Gedung Pencakar Langit

Tren foto diri sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah selfie, saat ini telah menjamur ke seluruh belahan dunia. Alhasil selfie dapat dikatakan sudah menjadi hal biasa, bahkan menyebabkan fungsi dari selfie berubah menjadi tidak semestinya. Seperti kumpulan dari anak muda berikut ini yang memanfaatkan foto selfie demi mendapatkan sensasi belaka.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYCCSt3raM_nzdImWOK-RxKvEUA919fXvlsoncFJvxJ4IkjvWFIBOpiUaEsadAWi_H6vtMEEX1ha89yU8Vf9E3o8NlN8IJQJsYLn82aRn1yALsn1BRLCOQ48w4hCkO9mNOn063YRfUWJZV/s1600/selfie.jpg

Dilansir dari Amusingplanet, Jumat (30/5/2014), pria pemberani asal Rusia, Alexander Remnev bersama teman-temannya membentuk sebuah kelompok yang memburu gedung-gedung tinggi hanya untuk memperoleh foto selfie mereka dari atas ketinggian gedung pencakar langit tersebut.

Hal ini mereka buktikan lewat foto-foto selfie yang mereka ambil dari puncak Dubai Princess Tower yang tingginya mencapai 1.350 kaki dari permukaan tanah, yang cukup menantang dan penuh ketegangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCJ-PHd42zh0Kgm-I0k7_mn5YxwrSpCCuG3Dx4S7UTLgD4QKuiufKfd-ap_s2S9A7yWNmXDOF-y8lSGO_jlewimDYyqdGiOaULCOdu-YwcBjBGOAjlZ0vy9zIA5xStqTVpsMaC-oWvq1a9/s1600/selfie2.jpg

Jika Anda bayangkan, mereka naik ke atas gedung dengan ketinggian yang memacu adrenalin tanpa seutas tali pengaman. Dan semuanya itu hanya demi kesenangan membuat foto-foto selfie. Tentunya nyawa mereka bisa menjadi taruhannya.

Hal tersebut mungkin tidak menjadi masalah bagi mereka. Mereka berpikir jika mereka akan terlihat hebat karena bisa membuat foto selfie yang tidak semua orang mampu membuatnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilg6EI9GXM7BV8o3g9QZ7Omwb2eXkonFdRvvVzWSrJJeRPOOwBq-SbTnxnqCXceWZdBKX7H5aH0wiP5EoAtMhnyDXo0LZjVP4kQGues5x5S9IFftNr7NuQB7TBnSTjKoonRhunoVdfPedD/s1600/selfie3.jpg

"Kami sangat menyukai Dubai, di sini memang pantas disebut kota pencakar langit. Dan kami akan berusaha untuk naik lebih tinggi lagi semampu kami," kata Alexander.
"Tidak ada hambatan untuk kami bisa naik, karena di Dubai banyak sekali atap yang terbuka, dan itu tidaklah menyulitkan kami." ungkapnya.

Lebih lanjut, Alexander memberi nama kelompok mereka dengan sebutan 'Daredevil' dan itu menjadi kebanggaan bagi mereka yang telah mampu membuktikan bahwa nama kelompok mereka bukan hanya nama belaka.

Memang kelompok Daredevil terlahir dan tumbuh dari sebuah kelompok pencari sensasi di Rusia dan Ukraina yaitu Skywalkers. Mereka memang kelompok-kelompok yang memaksakan diri mereka untuk menembus batas mencari sensasi yang berbahaya.



Marvin Zuckerman: Sensation Seeking
Menurut Zuckerman, sensation seeking dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensasi yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman.
     
Assessing Sensation Seeking
Untuk mngukur sensation seeking, Zuckerman membentuk Sensation Seeking Scale (SSS), memiliki 40 pertanyaan kuisioner (Tabel 16.2). Dengan menggunakan metode factor analysis, Zuckerman (1983) mengidentifikasikan kedalam empat komponen dari sensation seeking :
1.         Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
2.         Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
3.         Disinhibition  kebutuhan untuk mencari aktivitas sosial yang liar.
4.         Boredom susceptibility.


PEMBAHASAN KASUS BERDASARKAN TEORI

                Berdasarkan teori Marvin Zuckerman, orang orang yang berada pada kasus ini yaitu orang orang yang melakukan selfie secara ekstrim dapat dikatakan memiliki score sensation seeking yang tinggi. Dimana orang-orang ini memiliki karakteristik :
1.       Thrill and adventure seeking : dimana orang orang ini melakukan selfie secara ekstrim dan melibatkan bahaya bagi diri mereka sendiri.
2.       Experience seeking : orang orang ini melakukan selfie yang berbeda dengan orang lain yang sudah mainstream. Dengan mereka melakukan selfie ekstrim ini mereka menjadi senang dan merasa berbeda dengan orang lain.
3.       Disinhibition : orang orang ini melakukan selfie dengan aktivitas yang menurut orang lain ekstrim dan diluar kebiasaan.

4.       Boredom susceptibility : mungkin orang orang ini merasa bosan dengan selfie yang biasa sehingga mereka melakukan selfie yang luar biasa yaitu dengan selfi dari tempat yang mungkin tidak orang lakukan.





ssumber berita : http://www.ositus.com/2014/06/inilah-selfie-terekstrim-di-gedung.html

2 komentar:

  1. Berlatih menggunakan sumber teori dari buku teks ya. Pembahasan sudah sesuai teori, alangkah lebih bagus bila pembahasan dikembangkan dan bukan sekedar dicocok-cocokkan, sebaiknya hindari penggunaan kata "mungkin". Anyway, good job.

    BalasHapus
  2. can i get the reference where do you get this theory? :)

    BalasHapus