Jumat, 13 Juni 2014

perkembangan fisik anak 3 tahun pertama

Perkembangan Fisik Awal Ada beberapa bayi yang mati pada awal kelahiran, tapi untungnya sebagian besar bayi hidup, berkembang dengan normal dan tumbuh sehat. 1. Prinsip perkembangan Sebagaimana periode sebelum kelahiran, perkembangan dan pertumbuhan fisik mengikuti prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Merujuk pada prinsip cephalocaudal, pertumbuhan bergerak dari atas kebawah. Karena otak tumbuh dengan sangat cepat sebelum lahir, maka besar kepala bayi yang baru lahit selalu tidak proporsional. Kepala tersebut akan menjadi proporsional seiring dengan pertumbuhan tinggi anak dan perkembangan tubuh bagian bawah. Perkembangan sensoris dan motornya juga merujuk prinsip yang sama: bayi belajar untuk menggunakan tubuh bagian atasnya sebelum bagian bawah. Merujuk pada prinsip proximodistal (dari luar ke dalam), pertumbuhan dan perkembangan motoris bergerak dari bagian tengah tubuh ke luar. Dalam rahim, kepala dan tubuh lebih dulu berkembang sebelum tangan dan kaki, kemudian talapak tangan dam kaki, akhirnya jari jari tangan dan kaki. Sepanjang masa bayi dan kanak-kanak awal, tangan dan kaki tumbuh lebih cepat ketimbang telapaknya. Mirip dengan hal ini, anak-anak belajar untuk mengambangkan kemampuan menggunakan tangan dan kaki bagian atas (yang lebih dekat dengan bagian tengah tubuh)., baru kemudian menggunakan yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan untuk menggunakan telapak tangan dan kaku dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki. 2. Perkembangan fisik Pertumbuhan dan perkembangan tercepat anak-anak terjadi sepanjang tiga tahun pertama. Terutama selama beberapa bulan pertama. -Pertumbuhan berat badan. Pada bulan ke-lima, berat rata-rata anak laki-laki telah berlipat dua Yaitu mencapai 16 pound, pada usia setahun, berat tersebut hampir berlipat tiga menjadi 23 pound. Pertumbuhan yang pesat itu kemudian mereda pada tahun kedua sampai ketiga dari usianya. Anak laki-laki biasanya naik sekitaar 5 pound pada ulangtahun keduanya dan 3 ½ pound pada ulangtahun ketiganya. Pada usia 3 tahun, berat rata-rata anak perempuan satu pound lebih ringan dibandingkan anak laki-laki. -Pertumbuhan tinggi badan. Tinggi anak laki-laki biasanya meningkat 10 inci pada tahun pertama. Hampir 5 inci pada tahun kedua, dan lebih dari 3 inci pada tahun ketiga, menjadi sekitar 27 inci. Sedangkan pada anak perempuan mengikuti pola yang sama. Namun satu inci lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki. Seiring dengan tumbuhnya si bayi, bentuk dan proporsi tubuh juga berubah. Anak berusia tiga tahun tampak lebih langsing dibandingkan dengan anak berusia satu tahun yang menggemaskan. Pertumbuhan gigi. Pertumbuhan gigi dimulai di usia sekitar 3 atau 4 bulan, ketika bayi mulai memungut hampir semua hal yangtampak dan memasukkannya ke dalam mulut mereka. Tapi biasanya gigi pertama baru akan muncul pada rentang usia 5-9 bulan, atau bahkan lebih lama dari itu. Sehingga biasanya pada ulang tahun pertama si bayi telah memiliki enam gigi. Pada usia tiga tahun, semua gigi utama telah tumbuh , dan anak dapat mengunyah apapun yang diinginkannya. 3. Faktor pengaruh terhadap pertumbuhan -Gen Gen yang diwarisi oleh bayi memiliki pengaruh yang kuat berkenaan dengan apakah si anak akan menjadi tinggi atau pendek, langsing atau montok, atau level tengah diantara kondisi-kondisi tersebut. Pengaruh genetic yang berinteraksi dengan lingkungan pengaruh seperti nutrisi dan kondisi tempat tinggal, juga mmepengaruhi kesehatan dan kesejahteraan umum. Sebagai contoh, anak Jepang-Amerika akan lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak Jepang seusianya. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan makanan (broude, 1995). -Makanan dan perhatian Makanan dan perhatian yang baik akan membuat anak menjadi lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak yang mendapatkan makanan dan perhatian yang kurang baik. Mereka juga matang secara seksual dan mendapatkan tinggi maksimum dikemudian hari, gigi seri mereka akan terlepas lebih cepat. Sekarang anak-anak di banyak Negara berkembang tumnbuh lebih tinggi dan marang secara seksual pada usia yang lebih meda dibandingkan dengan anak-anak datu abad yang lalu. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh nutrisi yang baik, peningkatan sanitasi dan perawatan medis, dan menurunnya tingkat pekerja anak-anak. -Nutrisi Nutrisi yang tepat dan tidur yang cukup merupakan hal esessial bagi pertumbuhan yang sehat. Kebutuhan makan dan tidur berubah sangat cepat, terutama selama tahun pertama kehidupan. Makanan di masa awal: Sekarang dan Masa Lalu. Dari awal sejarah manusia, seorang bayi pasti akan makan dengan menyusu. Tapi bila wanita tersebut tidak ingin menyusui dan mengurus anaknya, maka ia mencari “wanita lain” untuk melakukan hal itu. Pada abad ke-20 muncul pembeku, pasteurization, dan sterilisasi. Dan pabrikan mulai membuat susu formula untuk memodifikasi dan memperkaya susu sapi untuk konsumsi bayi. Pada pertengahan abad ke-20, susu formula menjadi norma di AS dan beberapa Negara industry lainnya. Pada tahun 1971 pengenalan terhadap manfaat ASI dan membalikkan tren tentang susu formula. Namun hanya sedikit ibu yang menyusui sampai anaknya berusia 23 bulan. Putting ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Satu-satunya yang dapat diterima adalah formula yang diperkuat dengan bahan dasar susu sapi atau protein kedelai dan mengandung vitamin dan mineral suplemental. Bayi yang sudah diperkenalkan dengan susu formula pada awal kehidupannya akan menderita kekurangan zat besi. Mengapa ASI yang terbaik? Asi lebih mudah dicerna dan lebih kaya nutrisi dibandingkan dngan susu formula yang memiliki kecenderungan yang sangat kecil menimbulkan reaksi alergi (AAP, 1989a; 2996; AAP work group on breastfeeding, 1997; eiger & olds, 1999). Asi merupakan sumber nutrisi paling lengkap untuk setidaknya enam bulan pertama. Sepanjang waktu ini bayi yang mendapat asi biasanya tidak membutuhkan makanan lain. Manfaat ASI sangat besar bagi kesehatan, ASI dapat mencegah beberapa penyakit yang biasa diderita bayi, antara lain: diare, infeksi saluran pernapasan, otitis media, dan staphylococcal, bacterial, dan infeksi saluran kencing. Asi juga bermanfaat bagi akurasi visual dan perkembangan saraf, dan perkembangan kognitif. Semakin sering dan lama seorang bayi mendapat asi, maka semakin baik proteksi dan kinerja kognitif mereka . namun bagi ibu yang mengidap penyakit seperti HIV/AIDS, TBC diharapkan tidak memberika ASI kepada bayi karna dikhawatirkan akan menularkan penyakit itu pada anaknya. Obesitas dan kolestrol Tidak semua anak yang mengalami obesitas paada 3 tahun pertama akan mengalami obesitas di sepanjang hidupnya. Akan tetapi, bayi kegemukan berusia 1 dan 2 tahun yang salah seorang atau kedua orang tuanya mengalami obesitas dapat pula mengalami obesitas setelah itu. Perhatian lainnya adalah potenti penimbunan kolestrol, lemak yang ditemukan dalam lapisan tissue manusia dan binatang. Level HDL atau kolestrol “jahat” yang tinggi, dapat menyempitakan pembuluh darah dan mengarahkan pada penyakit jantung. Otak dan Perilaku Refleks Sistem saraf pusat (central nervous system)—otak, spinal cord (saraf di sepanjang tulang belakang)—dan jaringan luar saraf yang tumbuh kembang ke seluruh bagian tubuh bertugas menjalankan pesan sensoris ke otak dan saraf motor memberikan perintah untuk kembali sehingga bayi dapat memulai gerakan menghisap puting susu ibunya dan mengendalikan ASI yang masuk. 1. Pembentukan otak Pertumbuhan otak sangat penting untuk perkembangan fisik, kognitif, dan emosional dari seorang anak. Melalui alat yang dapat memberikan gambaran tentang otak, peneliti mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pertumbuhan otak bekerja. (Behrman, 1992; Casaer, 1993, Gabbard, 1996). Pada saat lahir, berat otak hanya sekitar 25 persen dari berat otak saat dewasa, yaitu 3,5 pon. Otak akan mendapatkan 90% dari berat otak dewasa tersebut pada usia 3 tahun. Pada usia enam tahun, ukuran otak hampir sebesar otak orang dewasa, tetapi pertumbuhan dan per-kembangan fungsionalnya masih belum sempurna dan terus berlanjut sampai dewasa. Pertumbuhan otak terjadi secara tidak teratur. Berbagai bagian yang berbeda dari otak tumbuh dengan pesat pada waktu yang berbeda juga. Bagian utama otak. Pertumbuhan dimulai sekitar dua minggu setelah pembuahan. Secara bertahap otak berkembang dari tabung panjang menjadi sekelompok sel berbentuk bulat. Pertumbuhan spinal cord dan batang otak (bagian otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi dasar tubuh seperti bernapas, detak jantung, suhu tubuh, dan siklus tidur-terjaga) terjadi hampir pada saat yang sama. Cerebelum (bagian dari otak yang mempertahankan keseimbangan dan koodinator motorik) tumbuh paling cepat selama satu pertama kelahiran. (Caesar, 1993). Cerebrum merupakan bagian otak yang paling besar. Serebrum dibagi menjadi dua bagian, yaitu kiri dan kanan dimana setiap bagian memiliki fungsi sendiri. Spesialisasi dari belahan otak (hemisfer) disebut lateralisasi (laterization). Belahan otak kiri berhubungan dengan bahasa dan pemikiran logika, sementara belahan otak kanan berhubungan dengan fungsi visual dan spasial seperti membaca, menggambar, dan menulis. Kedua belahan otak tersebut dihubungkan dengan jaringan yang memiliki sifat lentur dan kuat bernama corpus callosum. Jaringan ini memungkinkan kedua belah otak untuk bertukar informasi dan mengkoordinasi perintah. Korpus Kalosum berkembang dengan pesat sepanjang masa kanak-kanak, dan mencapai kematangan di usia sekitar 10 tahun. Setiap belahan otak memiliki empat lobus, yaitu: oksipital, parietal, temporal, dan frontal, yang mengendalikan berbagai fungsi berbeda dan berkembang dengan tingkatan berbeda-beda. Bagian dari korteks serebrum (permukaan luar dari serebrum) yang mengatur penglihatan dan pendengaran mencapai tingkat kematangan di usia 6 bulan, tetapi area dari lobus frontal yang bertanggung jawab atas penciptaan asosiasi mental, mengingat, dan menghasilkan respons motorik yang diharapkan, baru akan matang setelah beberapa tahun. Sel Otak. Otak terdiri atas dua jenis sel : neuron dan sel glial. Neuron (neurons) atau sel saraf berfungsi untuk mengirim dan menerima informasi. Sel glial berfungsi untuk mendukung dan melindungi neuron. Dimulai pada bulan kedua kehamilan dan diper-kirakan 250.000 neuron mentah dihasilkan melalui pembelahan sel (mitosis). Saat lahir sebagian besar dari 100 triliun neuron dalam otak yang sempurna telah terbentuk, namun belum berkembang dengan sempurna. Peningkatan paling cepat jumlah neuron terjadi pada minggu kedua puluh lima kehamilan dan beberapa bulan setelah kelahiran. Peningkatan jumlah sel diiringi oleh pertumbuhan dramatis ukuran sel. neuron adalah sel tubuh dengan nucleus, yang terdiri dari deoxyribonucleic acid (DNA), yang mengandung program genetik sel tersebut. Sel-sel dasar ini bermigrasi ke beberapa bagian dari otak yang sedang tumbuh. Di sana, mereka melepaskan akson dan dendrite, ekstensi yang sempit dan bercabang. Akson mengirimkan sinyal ke neuron lain, dan dendrite menerima pesan masuk dari neuron-neuron tersebut melalui sinaps, jaringan system komunikasi saraf. Sinaps adalah celah kecil yang dijembatani dengan bantuan zat kimiawi yang disebut dengan neurontransmitter. Pada akhirnya, neuron tersebut bisa memiliki 5.000 sampai 100.000 koneksi sinapsis dari dan menuju penerima sensor tubuh, otot, dan neuron lain di dalam sistem saraf pusat. Penggandaan koneksi dendrit dan sinapsis, terutama selama dua setengah bulan sebelum melahirkan dan enam bulan pertama sampai dua tahun pertama kehidupan, bertanggung jawab terhadap jumlah berat pertumbuhan otak dan mengizinkan timbulnya kemampuan perceptual, kognitif, dan motor. Kebanyakan neuron di korteks yang bertanggung jawab terhadap fungsi kompleks tingkat tinggi, terbentuk sejak dua puluh minggu masa kehamilan, dan struktur menjadi lebih jelas selama dua belas minggu ke depan. Hanya setelah kelahiran, sel mulai membentuk koneksi yang dapat memungkinkan komunikasi terjadi. Seiring dengan berlipat gandanya neuron, ada dua proses komplemen, yaitu integrasi dan diferensiasi. Melalui integrasi, neuron yang mengontrol berbagai kelompok otot mengoordinasikan aktivitas-aktivitasnya. Melalui diferensiasi, setiap neuron mengambil struktur dan fungsi yang spesifik. Awalnya, otak akan memproduksi lebih banyak neuron dan sinaps dari yang dibutuhkannya. Neuron dan sinaps yang tidak digunakan atau tidak berfungsi dengan baik akan mati. Proses kematian sel mulai selama masa prenatal dan terus berlangsung setelah kelahiran. Ini membantu menciptakan sistem saraf yang lebih efisien. Jumlah sinaps mencapai puncak saat berusia 2 tahun dan eliminasi mereka terus berlangsung sampai dewasa. Bahkan walaupun sebagian neuron telah mati, yang lain akan terus terbentuk sepanjang kehidupan orang dewasa. Hubungan antar sel kortikal terus berkembang sampai dewasa, memungkinkan fungsi motorik dan kognitif yang lebih meningkat dan fleksibel. Mielinasi. Mylenation (meilinasi) adalah proses penyelubungan neural dengan materi berlemak (myelin) yang memungkinkan ter-jadinya komunikasi yang lebih cepat antar sel. Mielinasi dimulai pada pertengahan kehamilan di beberapa bagian dari otak dan terus berlanjut hingga dewasa. Jalur yang berkaitan dengan sentuhan yang merupakan indera pertama, dibentuk sejak kelahiran. Mielinisasi jalur visual, yang lebih lambat mencapai kesempurnaan, dimulai saat lahir dan berlanjut pada lima bulan pertama kelahiran. Jalur yang berkaitan dengan pendengaran dimielinisasi pada lima bulan pertama kehamilan, tetapi proses tersebut baru sempurna mencapai umur empat tahun. Bagian dari kortex yang mengontrol perhatian dan memori tidak dapat dimielinisasi dengan penuh sampai usia dewasa awal. Mielinisasi hippocampus, struktur yang berada dalam lobus temporal yang memainkan peran kunci dalam memori, terus berkembang hingga usia 70 tahun. Meilinisasi jalur sensoris dan motoris, pertama pada spinal cord saat masih janin, dan setelah kelahiran pada cerebral korteks, bertanggung jawab atas kemunculan atau ketidakmunculan refleks awal. Refleks Awal. Pada kondisi ini terjadi perilaku reflek respon yang otomatis, tidak disengaja dan alamiah. Perilaku reflek dikontrol oleh inti otak bagian bawah yang mengatur proses otomatis lain, seperti menghirup udara dan detak jantung. Terdapat bagian dari otak yang dimielinasi secara penuh pada saat kelahiran. Perilaku refleks memainkan peranan penting dalam merangsang perkembangan awal sistem saraf pusat dan otot. Seorang bayi diperkirakan memiliki dua puluh tujuh refleks, yang terlihat pada waktu lahir atau segera setelah kelahiran. Refleks primitif, seperti menghisap, mencari puting susu, dan refleks moro (respon terkejut dan jatuh) lebih banyak berkenaan dengan kebutuhan instingtif untuk bertahan hidup dan perlindungan. Beberapa reflek primitif merupakan bagian dari warisan evolusi manusia. Salah satu contoh adalah reflek menggenggam. Seiring dengan semakin aktifnya pusat otak tingkat tinggi pada dua sampai empat bulan pertama, bayi mulai menunjukan refleks postural: reaksi mengubah posisi atau keseimbangan. Refleks lokomotor, seperti refleks berjalan dan berenang, menunjukkan gerakan tertentu yang tidak muncul kecuali sebulan setelah refleks lainnya menghilang. Sebagian besar refleks awal menghilang pada enam bulan pertama hingga satu tahun. Refleks yang melakukan fungsi protektif seperti berkedip, menguap, batuk, tertawa, bersin, gemetar, dan refleks pupilaris akan tetap ada. Hilangnya refleks yang tidak diperlukan sesuai dengan waktunya merupakan isyarat bahwa jalur motorik telah dimielinisasi, sehingga memungkinkan untuk berpindah ke gerakan yang disengaja. Karena itu kita dapat mengevaluasi perkembangan saraf tubuh dengan melihat apakah reflek tertentu ada atau tidak. Membentuk otak: peran pengalaman. Pertumbuhan pesat otak yang dimulai pada sekitar trimester ketiga dalam kehamilan dan terus berlanjut sampai setidaknya tahun keempaat masa kehidupan penting bagi perkembangan fungsi saraf. Tersenyum, menggumam, merangkak, berjalan, dan berbicara—semua tahapan utama sensorik, motorik, dan kognitif di masa bayi dan balita—mungkin karena perkembangan yang cepat di otak, terutama di korteks serebrum. Sampai pertengahan abad kedua puluh, para ilmuwan percaya bahwa otak tumbuh dalam pola yang telah ditentukan secara genetic dan tidak dapat diubah. Tetapi pada saat ini, studi menyatakan bahwa pembentukan otak setelah kelahiran terbentuk berdasarkan pengalaman. Hal ini terutama terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupan, ketika korteks masih tumbuh dengan cepat dan mengorganisasikan dirinya sendiri. Terminologi teknik untuk kemampuan membentuk otak ini disebut plastisitas (plasticity). Koneksi sinaps di masa awal, sebagian bergantung kepada stimulus sensoris, menghapus dan menstabilisasikan “kabel” otak yang didesain secara genetic. Oleh karena itu pengalaman di masa awal dapat memiliki efek permanen terhadap kemampuan sistem saraf pusat untuk belajar dan menyimpan informasi. Kita tahu bahwa kekurangan nutrisi dapat memengaruhi per-kembangan kognitif. Dalam sebuah eksperimen klasik dari Hirsch dan Spinelli, seekor kucing yang mengenakan kacamata yang hanya memungkinnya melihat garis vertical tumbuh dengan ketidakmampuan untuk melihat garis horizontal dan dengan tidak sengaja menabrak papan horizontal yang ada di depan mereka. Sebaliknya, kucing yang mengenakan kacamata yang hanya memungkinkan mereka untuk melihat garis horizontal, tumbuh buta terhadap kolom vertical. Neuron pada kortek visual menjadi terprogram untuk hanya merespon pada garis yang diperkenankan untuk dilihat oleh kucing. Karena itu, apabila kortek kortikal tertentu tidak terjadi pada masa awal kehidupan, dan tidak ada intervensi lebih lanjut terhadap hal tersebut, maka sirkuit-sirkuit ini akan “padam” untuk selamanya. Perkembangan emosional masa awal juga mungkin bergantuk kepada pengalaman. Bayi yang memiliki ibu yang sangat tertekan menunjukkan aktivitas yang lebih sedikit pada lobus frontal bagian kiri (bagian yang terlibat dalam emosi positif seperti perasaan gembira dan nikmat) dan lebih banyak aktivitas dalam lobus frontal kanan (emosi negatif). Plastisitas yang terus berlanjut sepanjang hayat seiring dengan perubahan ukuran dan bentuk neuron sebagai respon terhadap pengalaman lingkungan. Pengalaman korektif dapat dilakukan untuk menutupi kekurangan di masa lalu. Temuan seperti ini telah menimbulkan usaha untuk merangsang perkembangan fisik dan mental anak dengan Down Syndrome dan membantu korban kerusakan otak untuk memperbaiki fungsi yang rusak. Batasan etika menghalangi penelitian terkontrol terhadap efek kemiskinan dan kekayaan lingkungan terhadap bayi manusia. Bayi dan anak-anak yang menghabiskan masa kecilnya di panti asuhan Romania yang sesak mendapatkan kesempatan untuk dilakukan penelitian alamiah. Setelah keruntuhan dictator Nicolae Ceausescu pada Desember 1989, anak-anak ini tampak kelaparan, pasif dan tanpa emosi. Sebagian besar waktu dihabiskan dengan berbaring miring atau di atas kasur dengan pandangan hampa. Sedikit sekali memiliki kontak dengan yang lain atau dengan para pengasuh serta sangat jarang mendengar per-cakapan atau suara. Sebagian besar anak yang berusia dua sampai tiga tahun tidak dapat berjalan atau berbicara. Dalam hal ini otak menunjukkan ketidakaktifan yang ekstrem pada lobus temporal yang mengatur emosi dan menerima input sensoris. Kasus di atas telah menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan masa kecil di panti asuhan dan yang telah diadopsi memiliki tingkat emosional, hubungan sosial, pemahaman verbal bahkan IQ yang berbeda. Maka ditemukan ketidakaktifan permanen dalam bagian dari otak mereka yang dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan otak. 2.6. Kemampuan Sensoris Awal Otak yang berkembang memungkinkan bayi yang baru lahir untuk melakukan pengindraan yang cukup baik terhadap apa yang mereka sentuh, lihat, cium, rasa, dan dengar, dan indra mereka berkembang dengan cepat pada beberapa bulan pertama kehidupan. Sentuhan dan rasa sakit. Sentuhan merupakan indra pertama yang berkembang, dan untuk beberapa bulan pertama merupakan sensor yang paling matang. Ketika pipi dekat mulut seorang bayi yang baru lahir disentuh, ia akan bereaksi dengan mencoba mencari puting. Isyarat awal dari refleks dasar ini terjadi dua bulan setelah kehamilan. Pada minggu ke tiga puluh dua dari kehamilan, seluruh bagian tubuh seorang bayi sangat sensitif terhadap sentuhan, dan sensitit ini akan meningkat selama lima hari kehidupan. Pada zaman dahulu, dokter sering melakukan pembedahan terhadap seorang bayi tanpa menggunakan bius karena dokter tersebut beranggapan bahwa seorang bayi yang baru lahir tidak dapat merasakan rasa sakit atau bahkan hanya merasakannya tetapi hanya sebentar. Padahal pada hari pertama kehidupan seorang bayi sudah merasakan rasa sakit. Mencium dan Merasa. Indra penciuman dan perasa ini juga berkembang di rahim. Rasa dan bau makanan yang dikonsumsi calon ibu dapat ditransmisikan kepada janin melalui amniotik. Setelah melahirkan transmisi yang sama juga terjadi pada ASI. Pemilihan aroma yang menyenangkan dipelajari dalam janin dan pada beberapa hari pertama setelah kelahiran. Seorang bayi yang berumur enam hari yang mengkonsumsi ASI lebih memilih aroma susu ibunya dari pada ibu lain yang juga menyusui, tetapi bayi dua hari tidak demikian. Hal ini menunjukkan bahwa bayi membutuhkan beberapa hari pengalaman untuk belajar bau tubuh ibu mereka. Pemulihan aroma yang menyenangkan tampaknya merupakan hal yang dialami, seorang bayi yang baru lahir memilih rasa yang manis ketimbang masam atau pahit. Air yang diberi pemanis akan menenangkan tangis bayi yang baru lahir, terlepas dari bayi tersebut lahir prematur atau usia kandungan yang cukup. Bukti yang ada menyatakan bukan hanya rasa yang menumbuhkan dirinya sendiri tapi mekanisme yang memproduksi efek tenang ini juga telah berungsi sebelum waktu normal. Pendengaran. pendengaran juga berfungsi sebelum kelahiran, pengenalan dini terhadap suara dan bahasa yang didengar di dalam rahim merupakan pondasi hubungan antara orang tua dan anak. Diskriminasi auditori berkembang dengan pesat setelah kelahiran. Bayi yang lahir tiga hari dapat mengetahui suara dari mereka yang telah mereka sebelumnya. Karena pendengaran merupakan kunci dari dari perkembangan bahasa, kekurangan dalam pendengaran seharusnya diidentifikasikan dan ditangani sedini mungkin. Penglihatan. Penglihatan merupakan indra yang baru berkembang tetap ketika seorang bayi baru dilahirkan. Mata seorang bayi yang baru lahir, lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang dewasa, struktur retinanya belum komplek, dan syaraf optiknya belum berkembang. Bayi yang baru lahir buta di cahaya yang terang. Peralatan penglihatan mereka sangat sempit, dan akan menjadi dua kali lipat lebih luas pada usia 2 hingga 10 minggu. Kemampuan untuk mengikuti target bergerak dan juga persepsi terhadap warna, berkembang dengan cepat pada bulan pertama. Penglihatan menjadi semakin akurat pada tahun pertama, mencapai level 20/20 pada usia enam bulan. Penglihatan binocular—penggunaan kedua bola mata untuk focus, memungkinkan persepsi dalam dan jauh—biasanya baru akan berkembang pada bulan ke-4 dan ke-5. 2.7. Perkembangan motorik -Patokan dalam Perkembangan Motor Perkembangan motor ditandai dengan beberapa ciri: kemampuan yang berkembang secara sistematik, tiap penguasaan kemampuan baru mempersiapkan bayi untuk kemampuan berikutnya. Pertama kali bayi akan belajar keterampilan sederhana dan kemudian mengkombinasikannya ke dalam sistem tindakan yang semakin kompleks, yang menghasilkan cakupan gerakan yang lebih luas atau lebih tepat dan kontrol yang lebih efektif terhadap lingkungan. -Denver Developmental Screening Test Merupakan tes pemindaian diberikan kepada anak berusia satu sampai enam tahun untuk mengetahui apakah mereka berkembang dengan normal. Tes ini mengukur keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot besar. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan fisik yang melibatkan sedikit otot kecil serta koordinasi mata-tangan. Kontrol Kepala. Setelah lahir, sebagian besar bayi dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan ketika ditidurkan terlentang. Ketika ditidurkan tengkurap, banyak yang dapat mengangkat kepala mereka cukup tinggi untuk dapat diputarkan. Dalam dua atau tiga bulan pertama, mereka akan mengangkat kepala mereka semakin tinggi hingga suatu ketika samapi pada titik dimana mereka kehilangan keseimbangan dan berguling. Pada usia 4 bulan, hampir semua bayi dapat menjaga kepala mereka tetap tegak ketika digendong dalam posisi duduk. -Kontrol Tangan. Bayi dilahirkan dengan refleks menggenggam. Apabila telapak tangan seorang bayi ditekan maka tangan akan menggenggam dengan kuat. Pada usia 3 ½ bulan, sebagian bayi dapat menggenggam benda berukuran sedang seperti mainan. Antara 7-11 bulan, tangan mereka sudah cukup terkoordinasi untuk mengambil benda kecil seperti daun dengan menggunakan pincer grasp. Pada bulan ke-15, bayi normal dapat membangun menara dengan kedua kotak. Beberapa bulan setelah ulang tahun yang ketiga, seorang anak dapat menyalin lingkaran dengan baik. -Locomotion. Setelah 3 bulan bayi akan mulai berguling dengan sengaja (bukan karena kebetulan seperti sebelumnya), duduk tanpa sandaran pada usia 6 bulan, dan bisa duduk tanpa bantuan sekitar 2 ½ bulan kemudian. Antara 6 dan 10 bulan, sebagian bayi sudah mulai merangkak dan merayap dengan kekuatan mereka sendiri. Dengan bertumpu pada tangan atau perabot, bayi normal dapat berdiri di usia 7 bulan keatas. Kurang lebih 4 bulan kemudian bayi sudah dapat berdiri sendiri. Semua perkembangan ini mengarah kepada pencapaian keterampilan motorik utama pada bayi yaitu berjalan. Untuk beberapa bulan sebelum mereka dapat berdiri tanpa bantuan, bayi mempraktikan merangkak ketika berpegangan pada perabot. Mereka dapat berdiri dengan baik pada sekitar 11 ½ bulan dan melakukan langkah pertama mereka. Dalam beberapa minggu, setelah tahun pertama, anak normal akan berjalan dengan baik dan karena itu disebut balita (toddler). Pada tahun kedua, anak mulai memanjat tangga dengan meletakkan satu kaki setelah kaki yang lain naik, lalu mereka akan menggilir pergerakan kaki tersebut. Pada tahun kedua balita lari dan melompat. Pada usia 3 ½ tahun sebagian besar anak dapat berdiri seimbang satu kaki dalam waktu yang sebentar saja dan mulai melompat dengan satu kaki. Bagaimana Perkembangan Motorik Terjadi Perkembangan motorik merupakan proses berkesinambungan interaksi antara bayi dan lingkungan. Thelen memaparkan gerakan melangkah yang dilakukan oleh bayi yang baru lahir ketika diberdirikan dengan kaki menyentuh permukaan. Biasanya perilaku ini akan menghilang pada bulan keempat. Lalu pada akhir tahun pertama usianya, ketika si bayi mulai siap untuk berjalan, maka gerakan tersebut akan muncul kembali. Bayi dan lingkungan membentuk sistem yang saling berkait dan perkem-bangan memiliki akibat yang saling berhubungan. -Perkembangan Motorik dan Persepsi Persepsi sensoris memungkinkan bayi untuk mempelajari lingkungan mereka. Pengalaman motoris akan membentuk dan memodifikasi persepsi mereka tentang apa yang akan terjadi jika mereka berjalan ke arah tertentu. Koneksi dua arah antara persepsi dan aksi ini memberikan bayi banyak informasi berguna tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka. Saat ini para peneliti telah menemukan bahwa bayi di kelompok usia tersebut dapat menggunakan petunjuk sensoris lain untuk meraih suatu benda. Mereka dapat menemukan mainan suara yang tidak terlihat dengan mendengarkan suaranya, dan mereka dapat meraih objek yang bersinar dalam gelap (visual guidance). Mereka juga dapat meraih objek hanya dengan berdasarkan ingatan terhadap letak objek tersebut. Dalam eksperimen klasik yang dilakukan oleh James dan Eleanor Gibson, bayi usia 6 bulan ditempatkan diatas meja flexiglas berpola papan catur yang menciptakan ilusi jurang visual (visual cliff). Bayi tersebut melihat perbedaan antara “tepi” dan “jurang”. Mereka merangkak dengan bebas di atas tepi tapi menghindari jurang, walaupun mereka melihat ibu mereka melambaikan tangan di sisi lain dari meja tersebut. Persepsi dalam adalah kemampuan untuk mengindra obyek dan permukaan secara tiga dimensi, tergantung kepada beberapa jenis sinyal yang memengaruhi citra obyek di retina mata. Untuk menilai kedalaman isyarat-isyarat ini, bayi mengandalkan persepsi haptik (haptic perception) yaitu kemampuan untuk mendapatkan informasi dengan memegang objek bukan hanya sekedar melihatnya. Ini terjadi antara lima sampai tujuh bulan, setelah bayi mampu mencapai dan memegang objek. Teori Ekologi Eleanor dan James Gibson Teori persepsi ekologis mendeskripsikan perkembangan motoris dan kemampuan perceptual sebagai bagian sistem fungsional saling tergantung yang memandu perilaku dalam berbagai konteks. Kesadaran ilmiah terhadap hubungan antara persepsi dan aksi, dan konsep affordance (kesesuaian antara atribut, fisik, kapabilitas, dan karakteristik lingkungan), berutang kepada riset yang dilakukan oleh Eleanor dan James Gibson yang mendasari teori persepsi ekologis. Dengan pengalaman, kemampuan bayi untuk mengukur lingkungan tempatnya bergerak dan kemampuannya untuk mengadaptasi locomotion-nya secara bergiliran menjadi semakin baik. Perkembangan lokomotor tampaknya bergantung kepada peningkatan sensitivitas terhadap affordance dan hasil dari persepsi dan tindakan. Pengaruh Kultural Terhadap Perkembangan Motorik Walaupun perkembangan motoris mengikuti tahapan yang tampak universal, akan tetapi langkahnya tampak tidak merespon faktor kontekstual. Tingkat perkembangan normal di satu kultur tidak sama dengan di kultur lain. Bayi Afrika cenderung lebih dulu duduk, berjalan, dan berlari dibandingkan dengan bayi Amerika dan Eropa. Di Uganda misalnya, bayi biasanya berjalan di usia 10 bulan; dibandingkan dengan usia 12 bulan di Amerika Serikat dan 15 bulan di Perancis. Bayi Asia cenderung mengembangkan keterampilan ini lebih lambat. Perbedaan tersebut mungkin berkaitan dengan perbedaan etnis dalam temperamen atau mungkin merefleksikan praktik pengasuhan anak yang berbeda. Sebagian kultur secara aktif mendorong perkembangan kemampuan motoris. Sementara di sisi lain, justru tidak mendorong perkembangan motoris dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar