Jumat, 20 Juni 2014

pendekatan sigmund freud

Pendekatan Psikoanalisis
Sigmund Freud
A.    Dinamika Kepribadian (Instincts)
            Insting merupakan elemen dasar dari kepribadian, dorongan motivasi yang mendorong perilaku yang menentukan arah tingkah laku itu. Insting merupakan energi fisiologis yang berhubungan dengan kebutuhan tubuh dan pengharapan pikiran.
            Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, sedangkan rangsangan jasmaniahnya darimana hasrat itu muncul disebut dengan kebutuhan. Jadi, keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan kekurangan makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangkan secar psikologis diwujudkan dalam bentuk hasrat akan makanan. Dorongan itu berfungsi sebagai motif bagi itngkah laku sedangkan insting menjalankan control selektif terhadap tingkah laku.
            Suatu insting mempunyai 4 ciri khas, yakni: sumber, tujuan, objek, dan impetus. Sebagai sumber dari insting ialah kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tujuannya ialah untuk menghilangkan perangsangan jasmaniah. Tujuan dari insting lapar, ialah menghilangkan kekurangan makanan. Seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya termasuk dalam objek. Objek tidak hanya terbatas pada  benda atau kondisi tertentu, tetapi juga seluruh tingkah laku yang berfungsi untuk mendapatkan benda atau kondisi yang diperlukan. Impetus insting adalah daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh intensitas kebutuhan yang mendasarinya. Insting juga disebut konservatif karena tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan organisme dengan menghilangkan perasaan-perasaan yang mengganggu.
            Teori Freud tentang motifasi secara kokoh didasari pada asumsi bahwa insting-insting adalah satu-satunya sumber energi bagi tingkah laku manusia. Freud mengklasifikasikan insting menjadi 2 kategori, yaitu:
1.      Insting Kehidupan (Life Instinct)
    • Insting-insting hidup menjamin tujuan mempertahankan hidup individu dan memuaskan kebutuhan seperti makanan, minuman, dan seks.
    • Bentuk energi yang dipakai oleh insting hidup disebut Libido.
    • Insting hidup yang paling ditekankan oleh Freud adalah tentang seks. Ada sejumlah kebutuhan jasmaniah berlainan yang membangkitkan hasrat-hasrat erotik. Masing-masing hasrat bersumber pada bagian tubuh tertentu yan disebut dengan daerah-daerah erogen. Daerah erogen yang dimaksud adalah bibir dan rongga mulut, dubur dan organ-organ seks.
2.      Insting Kematian (Death Instinct)
§  Salah satu derivatif penting insting-insting mati adalah dorongan-dorongan agresi. Insting kematian adalah dorongan ketidaksadaran untuk merusak, menghancurkan dan melakukan tindakan agresi.
§  Insting kematian melaksanakan tugasnya secara lebih tersembunyi dibandingkan insting hidup. Secara spesifik Freud mengasumsikan bahwa orang mempunyai hasrat yang  biasanya tidak disadari untuk mati. Perang dunia pertama (1914-1948) menjadikan Freud yakin bahwa agresi sama bersimaharajalelanya dengan seks.
B.     Struktur Kepribadian
            Id merupakan system kepribadian yang dasar/asli. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai keadaan-keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat tegangan organisme meningkat maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat energi rendah dan konstan serta menyenangkan. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan ciri kerja ini disebut prinsip kenikmatan (pleasure principles), di mana prinsip kesenangan tersebut bertujuan untuk mencapai kepuasan dan menghindari ketidakpuasan.
Id memiliki dua proses yaitu:
1.      Tindakan Refleks
Tindakan-tindakan refleks adalah reaksi-reaksi otomatik dan bawaan seperti bersin dan berkedip, yang mampu melahirkan kepuasan / rangsangan sederhana dengan dan secara cepat.
2.      Proses primer
Mencakup suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit atau kompleks. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan membentuk khayalan tentang obyek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut. Contoh proses primer yang paling baik pada orang normal ialah mimpi di malam hari, yang diyakini oleh Freud sebagai pengungkapan atas usaha pemenuhan suatu hasrat. Juga khayalan tentang makan apabila sedang lapar.
2. EGO
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan obyektif. Perbedaan pokok antara id dan ego ialah bahwa id hanya mengenal kenyataan subyektif jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego mengikuti prinsip kenyataan dan beroperasi menurut proses sekunder. Proses sekunder adalah berfikir realistic. Dimana ego menyususn rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencan ini, biasanya melalui suatu tindakan untuk melihat apakah rencana itu berhasil atau tidak. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu obyek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.Ego disebut eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberikan respond an memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
3. SUPEREGO
Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana yang diterangkan orang tua kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian. Superego sebagai wasit tingkah laku yang diinternalisasikan, berkembang dengan memberikan respon terhadap hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman yang diberikan orang tua.
Dua sub sistem dari superego:
1.      Reward     : perasaan bangga untuk mencapai perilaku sesuai ego ideal.
2.      Punishment: perasaan bersalah karena tertbentu perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai.
Fungsi-fungsi superego adalah:
1.      Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena impuls-impuls inilah yang penyataannya sangat dikutuk oleh masyarakat.
2.      Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralisitis.
3.      Mengajar kesempurnaan, jadi superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego dan membuat dunia menurut gambarannya sendiri.
Akan tetapi superego sama seperti id bersifat tidak rasional dan sama seperti ego, superego melaksanakan kontrol atas insting-insting.
Pertahanan Terhadap Kecemasan
            Kecemasan merupakan sinyal akan hadirnya bahaya, sebuah ancaman terhadap ego, yang harus dihadapi atau dihindari. Ego harus mengurangi konflik antara kebutuhan akan id dengan aturan-aturan masyarakat atau superego. Menurut Freud, konflik ini akan selalu ada karena insting-insting selalu menekan untuk dipuaskan dan larangan dari masyarakat selalu membatasi pemuasannya.
            Freud merumuskan beberapa mekanisme pertahanan dan mencatat bahwa kita jarang sekali hanya menggunakan satu; seringkali kita mempertahankan dirir kita sendiri terhadap kecemasan dengan menggunakan beberapa diantaranya pada saat yang sama. Meskipun mekanisme pertahanan sangat beragam, mereka memiliki dua karakteristik: (1) berupa penyangkalan atau penyimpangan terhadap realita-bagian yang penting, (2) bekerja secara tidak sadar.

Ø  Represi
Freud menjelaskan bahwa represi merupakan pemindahan sesuatu secara tidak sengaja dari kesadaran.
Ø  Denial (penyangkalan)
Mekanisme pertahanan dari penyangkalan berhubungan dengan represi dan melibatkan penolakan keberadaan dari beberapa ancaman external atau peristiwa traumatis yang telah terjadi.
Ø  Reaksi formasi
Suatu mekanisme pertahana terhadap impuls yang mengganggu adalah dengan secara aktif mengekspresikan impuls yang berlawana.
Ø  Proyeksi
Cara lain di dalam bertahan terhadap impuls yang mengganggu adalah dengan mengatribusikannya terhadap orang lain. Mekanisme pertahanan diri ini disebut dengan proyeksi. Bergairah, agresif, atau impuls-impuls yang tidak dapat diterima lainnya lebih dilihat oleh orang lain, bukan oleh diri sendiri.
Ø  Regresi
Dalam regresi bentuk lain dari pertahanan, orang itu mundur atau kembali ke periode hidup yang lebih menyenangkan dan bebas dari frustrasi dan kecemasan
Ø  Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan yang melibatkan penginterpretasian perilaku kita sendiri untuk membuatnya lebih rasional dan dapat diterima.
Ø  Displacement
Jika sebuah obyek yang memuaskan impuls id tidak tersedia, maka orang itu mengalihkan impuls itu kepada orang lain. Ini dikenal dengan displacement.
Ø  Sublimasi
Jika displacement melibatkan pencarian obyek pengganti untuk memuaskan impuls id, sublimasi melibatkan penyimpangan impuls id. Energi insting diubah kepada bentuk ekspresi yang lain, yang dapat dierima dan dihargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar